Senin, 16 Januari 2012

Tarbiyatul Abna: Hanya Allah Satu-satunya Pemberi Hidayah -1

Ketahuilah, wahai bapak dan ibu, bahwa hanya Allah yang dapat memberi hidayah kebaikan. Upaya yang kita lakukan (sebagai orangtua) dalam memperbaiki akhlaq anak adalah dalam rangka menjalani kewajiban Allah yang dibebankan kepada kita, para orangtua. Adapun hasil dari upaya tersebut adalah mutlak ditangan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Beberapa kisah mengenai kekuasaan Allah dalam memberikan hidayah, yang saya kutipkan secara ringkas dari buku Tarbiyatul Abna:

1. Perhatikanlah kalimat-kalimat yang diucapkan Nabi Isa alayhis salam

“Sesungguhnya aku ini adalah hamba Allah. Dia memberi aku kitab Injil, dan menjadikan aku seorang nabi, dan menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku mendirikan sholat dan menunaikan zakat selama aku hidup, dan berbakti kepada Ibu, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka”. (QS. Maryam: 30- 32).

Perhatikan ucapannya: "Dia memberiku - menjadikan aku - dan tidak menjadikan aku!"

Dengan demikian siapa yang memberi (kitab kepada Isa alayhis salam), siapa yang menjadikan (Isa sebagai Nabi) dan siapa yang tidak menjadikan (Isa sebagai orang yang sombong lagi celaka)? Dialah Allah Subhanahu wa Ta'ala.

2. Para Nabi pun tidak sanggup memberi hidayah

- Diriwayatkan dalam shahih Bukhori (4772) dan Muslim (42) dari Sa'id Ibnul Musayyab dari bapaknya. Beliau menuturkan bahwa tatkala Abu Thalib akan meninggal, Rasulullah shalallahu 'alayhi wa sallam mendatanginya. Saat itu di sisinya telah ada Abudullah bin Abi Umayyah dan Abu jahal. Nabi shalallahu 'alayhi wa sallam berkata kepada pamannya ini,

"Duhai pamanku, ucapkanlah la ilaha illallah, satu kalimat yang aku pergunakan sebagai bukti untukmu di hadapan Allah."

Abdullah dan Abu Jahal berkata (Kepada Abu Thalib), "Apakah engkau membenci agama Abdul Muthallib? Abu Thalib pun menolak untuk mengucapkan la ilaha illallah. Nabi shalallahu 'alayhi wa sallam pun mengulangi perkataannya, tetapi kedua orang itu pun juga mengulang-ngulang perkataan mereka.

Akhirnya, kalimat terakhir yang diucapkan Abu Thalib menyatakan dirinya tetap memeluk agama Abdul mutholib dan menolak mengucapkan la ilaha illallah.

- Nabi Nuh alahi salam menyuruh anaknya beriman. Beliau berkata dalam Al Qur'an,

"Hai anakku, naiklah bersama kami dan jangan bersama orang-orang kafir." (Qs. Hud: 42)

Namun Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak menghendaki hidayah turun kepada anaknya. Anaknya berkata,

"Aku akan berlindung ke gunung yang akan melindungiku dari banjir." (Qs. Hud: 43)

Bersambung ke Tarbiyatul Abna: Hanya Allah Satu-satunya Pemberi Hidayah -2

Sumber: buku "Tarbiyatul Abna, Bagaimana Nabi shalallahu 'alayhi wa sallam Mendidik Anak". Penulis: Syaikh Mustofa Al Adawi. Penerbit: Media Hidayah.


Gambar diambil dari: makinmaju.wordpress.com

Minggu, 08 Januari 2012

Tarbiyatul Abna: Mukaddimah

Setelah menciptakan anak cucu Adam, Allah lalu memuliakan mereka, menguasakan kepada mereka darat dan laut, memberi rezeki dan melebihkan mereka atas makhluk ciptaan-Nya yang lain. Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan manusia bukan tidak punya maksud atau sekedar main-main. Bukan untuk dilepas begitu saja. Allah menciptakan manusia dengan membawa misi syariat, perintah-perintah, larangan-larangan dan ujian yang harus mereka jalani.

Kemudian pada hari kiamat nanti, Allah akan mengumpulkan manusia lalu meminta pertanggungjawaban mereka atas apa yang telah Dia pikulkan kepada mereka. Apakah mereka telah menjalankan amanah Allah dengan baik? Apakah mereka menjalankan perintah-perintah-Nya dan menghindari larangan-larangan-Nya? Apakah mereka bersabar atas berbagai macam ujian yang menimpa atau tidak?

Termasuk amanah yang Allah pikulkan kepada anak Adam adalah "menggembala" anak, memperbaiki kualitas keturunan dan berupaya menjaga diri dan keluarga dari api neraka.

"Hai orang-orang yang beriman, jagalah diri dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang ditunggui oleh para malaikat yang kasar dan keras yang tidak pernah durhaka kepada Allah dan selalu menjalankan apa yang diperintahkan kepada mereka." (QS. At Tahrim: 6)

Anak-anak adalah rezeki sekaligus ujian dari Allah kepada hamba-hamba-Nya. Apakah para orangtua benar-benar menjalankan amanah Allah kepada mereka atau tidak? Apakah para orangtua mengikuti petunjuk dan hidayah Allah dalam membina anak-anaknya atau tidak? Atau malah gagal dalam membina dan membimbing mereka di atas syariat?

Rasulullah shalallahu 'alayhi wa sallam bersabda:
"Dan sesungguhnya anakmu punya hak atas kamu." (HR. Muslim)

Sumber: Diambil dari sebagian mukaddimah buku "Tarbiyatul Abna, Bagaimana Nabi shalallahu 'alayhi wa sallam Mendidik Anak". Penulis: Syaikh Mustofa Al Adawi. Penerbit: Media Hidayah.

Gambar diambil dari: shooter.fotopages.com

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | ewa network review